KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis
sampaikan kepada Allah S.W.T yang tak hentinya mencurahkan kasih sayangnya
kepada kami selaku hambannya. Shalawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurah
lmpahkan kepada Rosulullah S.A.W. Atas berkat rahmat dan magfiroh dari Nya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tema Industri Kelapa Sawit ini
tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenhi salah
satu tugas perkulihan mata kuliah kimia industri dan juga memberikan sedikit
wawasan kepada mahasiswa jurusan kimia pada khususnya tentang proses pengolahan
industry kelapa sawit.
Penulis
menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna,oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan partisipasi membaca untuk memberikan kritik, saran
ataupun komentar yang bersifat membangun perbaikan makalah ini untuk menjadi
makalah yang baik.
Bandung, Mei 2010
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB
II ISI
A. Sejarah Perkebunan Kelapa Sawit 3
B. Syarat Hidup Kelapa Sawit
C. Tipe Kelapa Sawit 5
D. Hasil Tanaman Kelapa Sawit 5
E. Komposisi Kimia Minyak Kelapa sawit 6
F.
Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit 11
G.
Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit 12
H.
Proses Penyulingan 16
I.
Manfaat Minyak Kelapa Sawit 17
J.
Dampak Industri Minyak Kelapa Sawit 17
K.
Penanganan Limbah Industri Minyak Kelapa
Sawit 18
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan
19
DAFTAR
PUSTAKA
20
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan semakin berkembangnya zaman
dari hari ke hari, maka peradaban manusia sepertinya tidak dapat dipisahkan
lagi dari perkembangan IPTEK. Industri merupakan salah satu ciri perkembanagan
IPTEK tersebut, karena dari industri yang menggunakan alat-alat canggih dalam
pengolahan sumber daya alam, berbagai kebutuhan hidup kita dapat terpenuhi.
Sebagai mahasiswa jurusan pendidikan
kimia, masalah industri merupakan hal yang sudah tidak asing lagi. Dalam
makalah ini penulis ingin berbagi dengan waga kimia pada khususnya dan para
pembaca pada umumnya tentang pengolahan minyak kelapa sawit.
Perkebunan minyak kelapa sawit ternyata
telah berkembang dari sejak zaman pemerintahan koloonial Belanda hingga
sekarang. Minyak kelapa sawit ini dihasilkan dari proses pengolahan buah kelapa
sawit yang sudah matang. Tumbuhan kelapa sawit bisa hidup pada iklim
tropis yang memiliki curah hujan normal.
Secara familiar kelapa sawit dibagi menjadi 2 tipe yaitu: E. guineensis
dan E. oleifera.
Sebelum mengetahui cara pengolahan minyak
kelapa sawit, kita harus mengetahui omposisis apa saja yang terkandung dalam
minyak kelapa sawit tersebut. Komposisi yang terkandung dalam minyak kelapa
sawit tersebut antara lain : Tryglyceride, Mono dan di-glycerides dan FFA, Moisture dan
Dirt, serta Minor Komponen.
Pengolahan minyak kelapa sawit ini dimulai dengan penimbangan buah
kelapa sawit yang sudah matang atau disebut juga tandan dengan menggunakan lat
timbang yang telah ditentukan, proses ini dikenal dengan istilah Bunch
reception. Setelah melekukan penimbangan
dan pemisahan terhadap tandan yang layak untuk diolah, selanjutnya
tandan diberi kemudian tandan diberi uap panas selama 60 menit untuk penetralan
unsur-unsur lain yang terkandung dalam tandan tersebut. Setalah proses
penertalan dilakukan, tahap yang selanjutnya adalah proses pelepasan buah
sawit dari tandan. Bioreaktor yang terdiri dari silinder dengan poros yang
berputar dipanaskan dan dilakukan pengadukan untuk menurunkan viskositas
minyak, menghancurkan luar buah yang meliputi exocarp. Tahap selanjutnya yaitu ekstrasi yang
bertujuan untuk menekan minyak keluar dari campuran minyak, air, serat dan
kacang dengan menggunakan tekanan mekanis pada. Tiga langkah dasar dalam proses
ini adalah: (a) kernel pra-perlakuan,
(b) screw-menekan, dan (c) minyak klarifikasi.
Pemanfaatan mnyak
kelapa sawit dalam kehidupan antara lain sebagai berikut:
a.Sebagai bahan bakar alternatif Biodisel
b.Sebagai nutrisi makanan ternak (cangkang hasil pengolahan)
c.Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan)
d.Sebagai bahan dasar
industri
lainnya (industri sabun, industri kosmetik, industri makanan)
e.Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi
f.Sebagai bahan pembuat particle board (batang dang pelepah).
BAB II
ISI
A. Sejarah perkebunan kelapa sawit
Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh
pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun
Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman
hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan
meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri pertengahan abad
ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit
berdasarkan tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit
"Deli Dura".
Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai
diusahakan dan dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di Hindia
Belanda adalah Adrien Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt.
Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan
Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha. Pusat pemuliaan dan penangkaran
kemudian didirikan di Marihat (terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di
Rantau Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada 1911-1912. Di Malaya, perkebunan
pertama dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor menggunakan
benih dura Deli dari Rantau Panjang. Di Afrika Barat sendiri penanaman kelapa
sawit besar-besaran baru dimulai tahun 1911.
Hingga menjelang pendudukan Jepang, Hindia
Belanda merupakan pemasok utama minyak sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang,
produksi merosot hingga tinggal seperlima dari angka tahun 1940.
Usaha peningkatan pada masa Republik
dilakukan dengan program Bumil (buruh-militer) yang tidak berhasil meningkatkan
hasil, dan pemasok utama kemudian diambil alih Malaya (lalu Malaysia).
Baru
semenjak era Orde Baru perluasan areal penanaman digalakkan, dipadukan dengan
sistem PIR Perkebunan. Perluasan areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut
akibat meningkatnya harga minyak bumi sehingga peran minyak nabati meningkat
sebagai energi alternatif.
Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam
di Kebun Botani Bogor hingga sekarang masih hidup, dengan ketinggian sekitar
12m, dan merupakan kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal dari
Afrika.
Kelapa
sawit (Elaeis)
adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri,
maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunanaya menghasilkan keuntungan besar
sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa
sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah
Malaysia.Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur, Sumatra,
Jawa, dan Sulawesi. Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24
meter. Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari
tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai
kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA,
free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Buah
terdiri dari tiga lapisan:
- Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
- Mesoskarp, serabut buah
- Endoskarp, cangkang pelindung inti
Inti
sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio
dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.
B.
Syarat Hidup
Habitat aslinya adalah daerah semak
belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS).
Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan
kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500
mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak
kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku
pembungaan dan produksi buah sawit.
C. Tipe kelapa sawit
Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri
dari dua jenis: E. guineensis dan E. oleifera. Jenis pertama
adalah yang pertama kali dan terluas dibudidayakan orang. E. oleifera
sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya
genetik.
Penangkar
seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang
terdiri dari
- Dura,
- Pisifera, dan
- Tenera.
Dura merupakan sawit yang buahnya
memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah
namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya
berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya
steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan
antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab
melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis
namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase
daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat
mencapai 28%.
Untuk
pembibitan massal, sekarang digunakan teknik kultur jaringan.
D. Hasil tanaman
Minyak sawit digunakan sebagai bahan
baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio,
kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam
peruntukannya karena keuunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi
dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan
pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan
iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.
Bagian yang paling populer untuk diolah
dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa
sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goring dan berbagai jenis
turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah
kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah
menjadi bahan baku margarin.
Minyak inti menjadi bahan baku minyak
alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang
banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya
padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan
sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk
makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil inti sawit itu digunakan sebagai
salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan
bakar dan arang.
Buah diproses dengan membuat lunak bagian
daging buah dengan temperatur 90 °C. Daging yang telah melunak dipaksa
untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin
silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan
teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang
akan turun ke bagian bawah lumpur.
Sisa pengolahan buah
sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan
difermentasikan menjadi kompos.
E.
KOMPOSISI KIMIA MINYAK KELAPA
SAWIT
Minyak kelapa
diekstraksi dari mesocarp buah dari Elaeis guineensis sawit.
Ada beberapa jenis tanaman ini tetapi Tenera, yang merupakan hibrid dari Dura
dan Pisifera, hadir melimpah melalui luar Semenanjung keseluruhan mesocarp
ini terdiri dari sekitar 70 - 80% dari berat buah dan sekitar 45 -50% dari
mesocarp ini adalah minyak. Sisanya buah terdiri dari shell, kernel,
kelembaban dan lemak diekstraksi fiber.Non minyak lainnya dikenal sebagai crude
palm oil (CPO) yang sampai cukup baru-baru ini dikenal sebagai komoditas emas.
Minyak
kelapa sawit seperti semua lemak dan minyak terdiri dari alam terutama
Triglyceries, mono dan digliserida. asam lemak bebas, kelembaban, kotoran
dan komponen kecil materi lemak minyak non kolektif disebut sebagai materi
unsaponifiable.
1.
Tryglyceride
Ini adalah senyawa
kimia dari satu molekul gliserol terikat dengan tiga molekul Asam Lemak.
CH 2 -
OH + R1-COOH CH 2 -
COOR1
CH
-
OH + R2-COOH CH
- COOR2 + 3H 2 O
CH 2 -
OH + R3-COOH CH 2 -
COOR3
Gliserin Asam
lemak Trigliserida Air
Asam lemak bisa dari jenis
yang sama atau mereka mungkin berbeda. Sifat trigliserida akan tergantung
pada asam lemak yang berbeda yang menggabungkan untuk membentuk trigliserida
tersebut.
2. Mono dan di-glycerides dan FFA
Dengan adanya panas dan air
trigliserida putus dengan proses yang dikenal sebagai hidrolisis membentuk asam
lemak bebas sehingga menghasilkan mono dan di-glycerides dan FFA yang sangat
penting bagi penyuling.
Hidrolisis dapat
direpresentasikan sebagai berikut:
CH 2 -
COOR1 + CH 2 -
OH
CH -
COOR2 + H 2 O CH
- COOR2 + R1COOH
CH 2 -
COOR3 + CH 2 -
COOR3
Trigliserida Air Diglyceride FFA
Mono dan digliserida account selama
sekitar 3 sampai 6% dari berat glycerides dalam minyak. Baik minyak
memiliki jumlah yang lebih rendah dari mono dan digliserida dikatakan sangat
penting dalam proses fraksinasi karena mereka bertindak sebagai agen pengemulsi
menghambat pembentukan kristal dan membuat filtrasi sulit.
3.
Moisture dan Dirt
Ini adalah hasil
penggilingan praktek. penggilingan yang baik akan mengurangi kelembaban dan kotoran dalam minyak sawit tetapi
biasanya berada dalam kisaran 0,25%.
4. Minor
Komponen
Ini diklasifikasikan ke
dalam satu kategori karena mereka lemak di alam tetapi tidak benar-benar
minyak. Mereka disebut sebagai unsaponifiable masalah dan mereka adalah
sebagai berikut:
a. Carotineoids
b. Tocopherol
c. Sterol
d. Polar
Lipid
e. Kotoran
F.
STANDAR MUTU MNYAK KELAPA SAWIT
Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benar‐benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat‐sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan.
Kebutuhan mutu
minyak
kelapa sawit
yang digunakan
sebagai bahan baku industri pangan dan non
pangan masing‐masing
berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebihdiperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangatditentukan oleh banyak faktor. Faktor‐faktor tersebut dapat langsung
dari
sifat
induk pohonnya, penanganan
pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan
dan pengangkutan.
Dari beberapa factor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat
hasil dari pengolahan kelapa sawit,
seperti di bawah ini :
a) Crude Palm Oil
b) Crude Palm Stearin
c) RBD Palm Oil
d) RBD Olein
e) RBD Stearin
f) Palm Kernel Oil
g) Palm Kernel Fatty Acid
h) Palm Kernel
i) Palm Kernel Expeller (PKE)
j Palm Cooking Oil
k) Refined Palm Oil (RPO)
l) Refined Bleached Deodorised Olein (ROL)
m) Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)
n) Palm Kernel Pellet
o) Palm Kernel Shell Charcoal
Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:
a) Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SP‐SMP‐13‐1975
b) Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SP‐SMP‐7‐1975
c) Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SP‐SMP‐31‐19975
d) Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SP‐SMP‐31‐1975
G.
PROSES PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT
Sebelum mengetahui
proses pengolahan minyak kelapa sawit terlebih dahulu kita harus mengetahui
alat-alat yang digunakan dalam proses pengolahannya.
Alat-alat tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Bunch reception and Storage,
yaitu tempat penimbangan dan pemriksaan buah kelapa sawit yang dating dari kebun.
2.
Sterilising Station, yaitu
suatu ruangan yang dilengkapi ketel uap dan pipa penyalur uap panas. Di ruangan
ini buah kelapa sawit yang sudah ditimbang dan diseleksi diberi uap panas
selama 60 menit.
3.
Thresing Station, suatu alat
yang berfungsi untuk memisahkan buah kelapa sawit dari tandannya. Buah kelapa
sawit yang dimasukkan ke dalam mesin ini adalah buah yang sudah dipanaskan.
4.
Pressing Station, suatu alat
yang berfungsi untuk mengupas kelapa sawit, sehingga biji kelapa sawit terpisah
dari sabutnya. Biji dan daging buah yangsudah hancur kemudian di kempa,
sehingga akan keluar minyak sawit kotor (crude palm oil = CPO),
5.
Depercaprping Station, tempat
untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam minyak sawi dan diempat ini
biji sawit akan dipisahkan dari sabutnya dengan meniupkan udara.
6.
Kernel Recovery Station,
tempat untuk mengeringkan biji sawit kotor, sebelum diproses lebih lanjut.
7.
Clarification station,
tempat memproses minyak sawit terdiri dari tangki, tungku pemanas, saringan dan
vacuum arier.
8.
Incinerator, tempat
pembakaran tandan kelapa sawiat,
9.
Jaringan pipa
10.
Instalasi air
11.
Instalasi listrik
Setelah dilakukan
pemanenan yakni pemotongan tandan dari pohon dan membiarkannya jatuh ke tanah.
Tandan yang telah masak dan jatuh ke tanah menjadi lunak dan lebih mudah
diserang oleh enzim lipolitik yang menyebabkan peningkatan kandungan asam lemak
yang tinggi yaitu sekitar 60% dalam satu jam. Selanjutnya tandan diangkut ke pabrik untuk dilakukan
pengolahan. Pengolahan tandan hingga menjadi minyak sawit melalui
tahapan-tahapan berikut:
1.Bunch
Reception
Buah sawit yang
datang dari kebun kemudian ditimbang dengan weightbidges dan diseleksi. Standar
mutu yang dicapai pada awalnya bergantung pada kualitas tandan tiba di
pabrik. pabrik tidak bisa memperbaiki kualitas ini, tetapi dapat mencegah
atau meminimalkan kerusakan lebih lanjut. Faktor lapangan yang mempengaruhi
kualitas akhir komposisi dan kelapa sawit adalah genetik, umur pohon, agronomi,
lingkungan, pemanenan, penanganan dan transportasi. Banyak faktor ini
berada di luar kendali dari prosesor skala kecil. Mungkin kendali dapat
dilaksanakan atas teknik panen serta pasca panen dan penanganan transportasi.
2. Threshing
(removal of fruit from the bunches)
Pemisahan manual
dilakukan dengan memotong sarat spikelets tandan buah dari batang dengan kapak
atau parang dan kemudian memisahkan buah dari spikelets dengan tangan.
3..Bunch
Sterilization
Pada proses ini
buah kelapa sawit yang sudah ditimbang dan diseleksi diberi uap panas selama 60
menit yang bertujuan untuk memisahkan batang buah dari tandan,
melemahkan stuktur pulp sehingga mudah untuk melepaskan bahan berserat dan
isinya. Ketika uap tekanan tinggi digunakan untuk sterilisasi, panas
menyebabkan kelembaban dalam biji. Ketika
tekanan berkurang kontraksi mur mengarah ke detasemen kernel dari dinding
shell, sehingga melonggarkan cangkang kernel dalam operasinya. Sterilisasi adalah
salah satu operasi yang paling penting dalam pengolahan minyak, memastikan
keberhasilan beberapa proses lainnya.
4.Bunch Digestion
Pencernaan adalah proses melepaskan
minyak sawit di buah melalui pecah atau melanggar bawah dari bantalan-sel
minyak. Bioreaktor yang terdiri dari silinder dengan
poros yang berputar dipanaskan dan dilakukan pengadukan untuk menurunkan
viskositas minyak, menghancurkan luar buah yang meliputi exocarp.
5.Extraction
Tujuan tahap ekstraksi adalah untuk
menekan minyak keluar dari campuran minyak, air, serat dan kacang dengan
menggunakan tekanan mekanis pada. Tiga langkah dasar dalam proses ini adalah
(a) kernel pra-perlakuan, (b) screw-menekan, dan (c) minyak klarifikasi.
Diagram 2: Mekanik
ekstraksi minyak sawit kernel.
Jalur (A) adalah untuk langsung menekan tanpa sekrup-kernel
pra-perawatan; Jalur (B) adalah untuk kernel parsial pra-perawatan diikuti oleh
sekrup-menekan, dan Jalur C pra-perawatan lengkap diikuti dengan
sekrup-menekan.
Kernel pra-perlakuan
Pakan kernel
pertama harus dibersihkan dari bahan asing yang dapat menyebabkan kerusakan
pada ulir-menekan, meningkatkan biaya pemeliharaan dan down time, dan kontaminasi
produk. pemisah magnetik umumnya
dipasang untuk menghilangkan kotoran logam, sedangkan layar bergetar digunakan
untuk saringan pasir, batu atau bahan yang tidak diinginkan lainnya. Proses ini
meningkatkan luas permukaan dari kernel,sehingga memudahkan pengelupasan,mengurangi
viskositas minyak; memisahkan
minyak dari bahan protein.
Screw-pressing
Dalam operasinya,
bahan ditempatkan di kolom dan sebuah plunger logam digunakan untuk menekan
material. Plunyer bisa
dipindahkan secara manual atau dengan motor. Metode
bermotor lebih cepat tetapi lebih mahal. Desain yang berbeda menggunakan baik
thread sekrup (tekan spindel) atau
sistem hidrolik (tekan hidrolik) untuk memindahkan plunger. tekanan yang lebih tinggi dapat
dicapai dengan menggunakan sistem hidrolik tapi perawatan harus dilakukan untuk
memastikan bahwa cairan hidrolik tidak beracun terhadap minyak atau bahan baku. Pada proses ini minyak dialirkan melalui perforasi pada lapisan bar,
sementara zat sampingan dibuang melalui lubang cincin. Untuk mencegah suhu ekstrim yang dapat
merusak kualitas minyak benang-poros selalu didinginkan dengan sirkulasi air.
Klarifikasi minyak
Minyak yang
dihasilkan selalu berisi pengotor yang perlu dibuang. Minyak dari penekanan dikeringkan
untuk reservoir. Hal ini kemudian
baik dipompa ke botol atau layar kasar bergulir untuk membuang sebagian besar
dari kotoran padat. minyak
tersebut kemudian dipompa ke filter press untuk menghapus sisa padatan untuk
menghasilkan minyak yang murni sebelum penyimpanan
H.
PROSES PENYULINGAN MINYAK KELAPA SAWIT
Proses penyulingan dikerjakan untuk penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO
(Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil). kemudian diuraikan lagi menjadiminyak sawit padat (RBD Stearin) dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein).Secara keseluruhan proses penyulingan minyak kelapa sawit tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21% stearin,
5% PFAD (
Palm Fatty Acid Distillate)
dan
0.5% buangan. Berikut ini bagan proses penyulingan minyak kelapa sawit dan pengolahan kelapa sawit.
I.
PEMANFAATAN KELAPA SAWIT
Manfaat lain dari proses industri minyak kelapa sawit antara lain:
a. Sebagai bahan bakar alternatif Biodisel
b. Sebagai nutrisi makanan ternak (cangkang hasil pengolahan)
c. Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan)
d. Sebagai bahan dasar industri lainnya
(industri sabun, industri kosmetik, industri makanan)
e. Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi
f. Sebagai bahan pembuat particle board (batang dang pelepah).
J.
DAMPAK INDUSTRI KELAPA SAWIT
Industri minyak kelapa sawit berdampak pada beberapa aspek
diantaranya adalah:
1.
Dampak Sosial
Industri minyak kelapa sawit apabila dilihat dari sisi sosial
disebut sebagai salah satu contoh pelanggaran HAM, karena buruh pegawai
industri kelapa sawit tidak sesuai dengan pekerjaan yang mereka kerjakan. Oleh
karena itu, ketidak seimbangan antara penghasilan dan pekerjaan tersebut memicu bebebrapa tindakan
criminal seperti pencurian tanah dan pembunuhan.
2.
Dampak Lingkungan
Produksi
kelapa sawit telah didokumentasikan sebagai penyebab kerusakan dan sering
ireversibel substansial terhadap lingkungan alam yang berdampak deforestasi
yang menyebabkan hilangnya habitat
sehingga spesies terancam kritis ,
deforestasi
disebabkan oleh cara membuat untuk perkebunan kelapa sawit jauh lebih merusak
bagi iklim dari manfaat yang diperoleh dengan beralih ke biofuel, dan
peningkatan yang signifikan dalam gas rumah kaca
emisi .
3.
Dampak Kedokteran
Kelapa
sawit digunakan untuk luka, persis seperti yodium tingtur, untuk membantu proses
penyembuhan. Kandungan asam falmitat yang tinggi dalam minyak kelapa sawit
menyebabkan penyakit jantung dan diabetes. Selain itu pengkonsumsian minyak
kelapa sawit yang berlebih menyebabakan asteroklerosis.
K. PENANGANAN LIMBAH
Limbah yang dihasilkan dari industri
kelapa sawit berbentuk limbah padat dan
limbah cair. Limbah
padat yang dihasilkan dari usaha penggilingan adalah:
·
Tandan buah kosong,
·
Palm serat, dan
·
Palm kernel shell
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kelapa
sawit adalah
tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan
bakar (biodiesel).
Minyak sawit digunakan sebagai
bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat,
radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu
beragam peruntukannya karena keuunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan
oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut
oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak
menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.
Sisa pengolahan buah sawit sangat
potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi
kompos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar