BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini teknologi dalam bangunan semakin maju. Ini dibuktikan dengan
hadirnya bermacam – macam produk bahan bangunan yang memiliki kualitas sangat
baik. Tetapi sayangnya kemajuan teknologi tidak dibarengi dengan proses
pelaksanaan yang tetap berlandaskan pada aturan –aturan yang telah ditetapkan,
sehingga menghasilkan pekerjaan yang mutunya kurang sesuai dengan yang
diinginkan. Ini terjadi karena banyak faktor diantaranya rendahnya pengetahuan
pekerja yang bila tanpa pengawasan yang baik akan bekerja sesuai dengan yang
dia tahu tanpa mengetahui yang semestinya dilakukan. Untuk itu sangat perlu
dilakukan analisa bagaimana proses pembangunan yang sesuai dengan aturan yang
diterima di perkuliahan dengan keadaan di lapangan. Hal ini perlu dilakukan
agar kesalahan yang terjadi di lapangan tidak terjadi lagi sehingga hasilnya
sesuai dengan yang diharapkan oleh pemilik bangunan tersebut.
1.2 Tujuan Penulisan Laporan
Untuk tujuan penulisan laporan pekerjaan – pekerjaan dilapangan diantaranya
:
- Salah satu syarat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah praktek kerja batu beton.
- Untuk mengetahui praktek – praktek pekerjaan bangunan yang akan di analisis secara nyata di lapangan.
- Untuk dijadikan bahan perbandingan antara teori di bangku perkuliahan dan praktek di lapangan.
1.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah deskriptif yaitu
metode dimana penulis menguraikan semua yang ada kaitannya dengan masalah yang
penulis bahas sesuai dengan apa yang dilihat dan dialami selama penulis mengadakan
pengamatan ke lapangan.
Untuk keberhasilan penyusunan laporan ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Observasi
Penulis melakukan pengamatan atau observasi secara langsung kepada objek
yang berhubungan dengan penulisan laporan ini yaitu terhadap proyek bangunan di
beberapa tempat.
- Wawancara
Penulis melakukan wawancara atau tanya jawab secara langsung kepada pihak
atau pegawai bangunan yang berhubungan dengan data yang dibutuhkan dalam
pembuatan laporan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan Masalah
Pembahasan masalah yang berhubungan
dengan pekerjaan – pekerjaan bangunan pada laporan ini adalah sesuai dengan
hasil pengamatan ke lapangan diantaranya :
1. Langkah
pekerjaan pasangan bauwplank dan galian.
2. Langkah
pekerjaan pasangan pondasi batu kali.
3. Langkah
pekerjaan pasangan dinding dengan ikatan setengah bata arah memanjang.
4. Langkah
pekerjaan pasangan dinding dengan ikatan setengah bata menyiku.
5. Langkah
pekerjaan pasangan dinding dengan ikatan setengah bata arah menyudut.
6. Langkah
pekerjaan pasangan dinding dengan ikatan setengah bata arah menyilang
7. Langkah
pekerjaan pasangan keramik lantai.
8. Langkah
pekerjaan pasangan keramik dinding.
9. Langkah
pekerjaan pasangan penulangan beton bertulang sederhana.
2.2 PENGUKURAN DAN
PEMASANGAN BOUWPLANK
- Alat dan Bahan
- Martil/Palu
- Meteran
- Alat Sipat Datar(Selang Air)
- Siku
- Benang
- Pensil
- Gergaji
- Papan 2/20 dan Kaso 5/7
- Palu
- Langkah Kerja
- Penentuan garis as pasangan bangunan
- survei lokasi lapangan yang akan digunakan
- Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang digunakan
- Pasang patok-patok dengan jarak sesuai gambar kerja
- Setelah semua patok terpasang, tunjuk salah satu patok yang akan dijadikan acuan
- Ukurlah dari patok satu ke patok yang lain dengan menggunakan waterpass/selang air dan bubuhi tanda pada patok
- Pemasangan Papan Bouwplank
- Ambillah papan yang sudah diratakan dengan bagian atasnya,
- Pasanglah papan tersebut ke patok yang sudah dibubuhi tanda garis permukaan papan yang rata (harus tepat pada tanda garis)
- Pasang paku di atas papan yang pertama (jumlah papan bouwplank 8 buah). Pasang paku juga bouwplank yang keempat,kemudian tarik lurus benang dari bouwplank satu ke yang keempat.
- Pasang paku di atas bouwplank yang ketiga .tariklah benang dari paku pada papan ke -3 ke arah papan ke-6 dengan sudut 90 derajat terhadap benang 1-4dengan rumus pythagoras 3:4:5. kemudian bubuhilah paku pada bouwplank ke-6
- Ukurlah paku dari papan yang ke-4 ke papan yang ke-5 sepanjang 2 meter, lalau berilah paku. Ukur dari papan paku yang ke-1 ke papan yang 8 sepanjang 2 meter lalu beri paku. Tariklah benang dari paku papan yang ke-5 ke papan 8 dengan datar. Ukurlah dari paku yang ke-3 ke papan yang ke-2 sepanjang 2 meter, kemudian beri paku. Ukurlah dari paku papan yang ke-6 ke papan yang ke-7 sepanjang 2 meter. Tariklah benang dari paku ke-2 ke paku yang ke-7
2.3 PEKERJAAN PASANGAN PONDASI BATU KALI
A. Alat dan Bahan
1.
Martil
dan palu 10. Ember
2.
Meteran
11. Pasir
3.
Roda
sorong 12. Batu kali
4.
Siku 13. Paku 5
5.
Benang 14. Sepatu Both
6.
Kayu
reng 2/3 15. Helm
7.
Paku 16. Wearpark
8.
Sikup
17. Kaos
tangan
9.
Sendok
tembok
B. Langkah Kerja
Pekerjaan
persiapan
1.
Persiapan
2.
Memakai
wearpark, dan alat – alat keselamatan kerja lainnya.
3.
Membuat
daftar rincian bahan – bahan yang akan dipakai.
4.
Membuat
daftar bahan yang akan digunakan.
5.
Meminjam
alat kepada tool man.
6.
Menentukan
lokasi yang akan digunakan.
7.
Membersihkan
daerah yang akan digunakan.
8.
Mengambil
bahan.
Fabrikasi
profil
a.
Survei
lokasi lapangan yang akan digunakan.
b.
Menyiapkan
bahan yang akan digunakan.
c.
Menentukan
dimensi pondasi yang diinginkan
d.
Memotong
kayu sesuai untuk seluruh bagian sesuai dengan ukuran.
e.
Memasangkan
dan memakukan paku pada kayu.
f.
Merangkai
kayu hasil pemotongan sampai selesai.
Kegiatan
pembuatan adukan
Menentukan
berapakah campuran adukan yang akan digunakan.
a.
Mencampurkan
semen dan pasir, aduklah hingga rata.
b.
Membuat
semacam kolaman pada campuran adukan dan semen tadi.
c.
Masukan
air pada kolaman tersebut, aduk – aduklah sehingga adukan tersebut terasa/kelihatan
sudah pulen.
Kegiatan
pemasangan pondasi batu kali
a.
Pasangkanlah
profil – profil yang sudah dibuat pada daerah yang sudah digali.
b.
Ikatkanlah
benang pada setiap ujung ujung profil.
c.
Taburkanlah
pasir setebal yang sudah direncanakan (5cm) sebagai lantai kerja.
d.
Pasangkanlah
batu secara dengan posisi tegak dengan ketinggian 15cm dari lantai kerja inilah
yang disebut Pas. Aanstamping.
e.
Pasanglah
batu kali dengan cara memasangkan batu dengan bagian yang berbidang menghadapi
kebagian dalam pondasi.
f.
Isilah
bidang tadi dan yang kosong dengan menggunakan adukan dengan campuran sesuai
dengan yang telah ditentukan.
g.
Pasangkanlah
batukali diatas bidang tadi dengan cara yang sama.
h.
Lakukan
pekerjaan hingga selesai.
i.
Inilah
yang disebut pondasi batu kali.
j.
Ratakanlah
bagian atas pondasi dengan menggunakan adukan.
k.
Memeriksa
kembali hasil pekerjaan sesuai dengan gambar kerja yang ditetapkan.
l.
Melaporkan
kepada instruktur setelah pekerjaan selesai.
m.
Mengukur
hasil pekerjaan dengan instruktur.
n.
Mengurug
pondasi dengan menggunakan pasir urug.
o.
Merapihkan
alat yang telah digunakan.
p.
Membersihkan
alat sebelum dikembalikan kepada tool man.
q.
Mengembalikan
alat kepada tool man dan masuk kembali kedalam kelas.
r.
Berdoa
dan bersyukur kepada alloh karena pekerjaan telah selesai.
2.4 PEKERJAAN PASANGAN
DINDING IKATAN SETENGAH BATA MEMANJANG
I.
Alat
1.
Martil/palu 7.
Waterpass batang
2. Meteran 8.
Cangkul
3. Alat sipat datar 9. Ember
4. Siku 10.
Unting-unting
5. Benang 11.
Linggis
6. Sendok Tembok
II. Bahan
Campuran semen, pasir, dan kapur, dengan
perbandingan 1 Kp: 1 Sm: 2 Ps
III. Langkah Kerja
1. Survei lokasi lapangan yang akan digunakan
2. siapkan peralatan dana bahan yang akan
digunakan
3. Pasanglah patok ukur sesuai dengan ukuran
yang telah ditentukan dengan menggunakan palu atau martil
4. Setelah pemasangan patok selesai,
periksalah ketegakan patok tersebut dengan menggunakan unting-unting atau
waterpass batang
5. Ikatlah benang dari patok ke patok di
bagian tiang bawah patok kira-kira tinggi bata ditambah spesi dari muka tanah
6. Timbanglah benang tersebut kedatarannya
dengan menggunakan waterpass batang
7. Tuangkanlah adukan sesuai kebutuhan di
atas permukaan tanah
8. Pasanglah yang pertama, yaitu bata utuh
pada lapis dengan acuan salah satu sudut sisi menempel pada benang dan
dilanjutkan pemasangannya pada lapis 1 sesuai jumlah bata yang ditentukan dalam
gambar kerja
9. Setelah selesai lapis satu, periksalah
kembali kedataran antar bata dengan menggunakan waterpass.
10. Setelah lapis satu selesai, selanjutnya
naikkanlah benang tadi pada patok ukur sesuai jarak ayang ditentukan (tinggi
bata + tebal spesi)
11. Pasanglah adukan spesi di atas lapis satu
sesuai kebutuhan kemudian pasanglah bata dengan acuan salah satu susdut sisinya
menempel pada benang, lalu periksalah kedatarannya.Pekerjaan dilanjutkan sampai
lapis seterusnya.
2.5 PEKERJAAN PASANGAN DINDING IKATAN SETENGAH BATA MENYIKU
I.
Alat dan Bahan
1.
Martil/palu 7.
Waterpass batang
7. Meteran 8.
Cangkul
8. Alat sipat datar 9. Ember
9. Siku 10.
Unting-unting
10. Benang 11.
Linggis
11. Sendok Tembok
II. Bahan
Campuran semen, pasir, dan kapur, dengan
perbandingan 1 Kp: 1 Sm: 2 Ps.
III.Langkah Kerja
1. Memasang bata pada jalur pertama untuk
lapis pertama sesuai acuan benang yang telah direntangkan dari patok ke patok
dengan kebutuhan sesuai dengan gambar kerja
2. Memasang bata pada jalur kedua sesuai
dengan jumlah ayng ditentukan dalam gambar kerja sampai bertemu di suatu titik
sehingga terbentuk pasangan bata siku dan tidak lupa menggunakan bata ½ pada
bagian ujung tiap lapis
3. memeriksa kedataran setiap bata ke bata
dengan memakai waterpass batang
4. memeriksa kebersihan dan kerapihan spesi
baik itu spesi tegak maupun spesi yang mendatar
5. Memeriksa kesikuan jalur pertama dengan
jalur kedua dengan menggunakan siku-siku
6. Selanjutnya melakukan pemasangan bata lapis
kedua sesuai dengan langkah-langkah seperti di atas
7. Mengukur kembali ketegakan pasangan dengan
menggunakan waterpass batang
8. melakukan pekerjaan tersebut sampai lapis
terakhir
9. memeriksa kembali hasil pekerjaan sesuai
dengan gambar kerja yang ditetapkan
2.6 PEKERJAAN PASANGAN DINDING IKATAN SETENGAH BATA MENYUDUT
I.
Alat dan Bahan
1. Martil/palu 11. Sikup
2. Meteran 12.
Sendok Tembok
3. Roda Dorong 13. Ember
4.
Siku 14.
sepatu both
5.
Benang 15.Helm
6.
cangkul 16.
Wearpark
7.
Selang air 17. Kaos tangan
8.
Waterpass batang 18.
patok
9.
Unting-unting
10. Pensil
bangunan
II.
Langkah
kerja
Penentuan penempatan patokdan benang
acuan
a. Survei lokasi lapangan yang akan digunakan
b. Menyiapkan bahan yang akan digunakan
c. Memasangpatok pertama dan kedua denga jarak
sesuai kebutuhan ataupun sesuai dengan gambar kerja
d. Memasang benang dari patok satu sampai
patok kedua
e. Memasang patok ketiga dan keempat dengan
jarak yang telah ditentukan
f. Memasang benang dari patok ketigasampai
patok keempat sehingga akhirnya sampai membentuk persilangan yang menyiku
g. Ketika selesai pemasangan patok dan
benang, periksalah kembali kesikuannya dengan menggunakan siku-siku.
Pemasangan Bata
a. Memasang bata pada jalur pertama untuk
lapis pertama sesuai acuan benang yang telah direntangkan dari patok ke patok
dengan kebutuhan sesuai dengan gambar kerja.
b. Memasang bata pada jalur kedua sesuai
dengan jumlah yang ditentukan dlaam gambar kerja sampai bertemu di suatu titik
sehingga terbentuk pasangan bata siku dan tidak lupa menggunakan bata 1/3 pada
bagian tengah lapis
c. Memeriksa kedataran setiap bata ke bata
dengan memakai waterpass batang
d. Memeriksa kebersihan dan kerapihan spesi,
baik itu spesi tegak maupun spesi mendatar
e. Memeriksa kesikuan jalur pertama dengan
jalur kedua dengan menggunakan siku-siku
f. Selanjutnya melakukan pemasangan bata
lapis kedua sesuai dengan langkah-langkah seperti di atas.
g. Mengukur kembali ketegakan pasangan dengan
menggunakan waterpass batang
h. Melakukan pekerjaan tersebut sampai lapis
terakhir.
2.7 PEKERJAAN PASANGAN
DINDING IKATAN SETENGAH BATA MENYILANG
A.
Peralatan
dan bahan
1.
Martil
dan Palu 11.
Sikup
2.
Meteran 12.
Sendok tembok
3.
Roda
dorong 13.
Ember
4.
Siku 14.
Pasir
5.
Benang 15.
Kapur + air
6.
Cangkul 16.
Sepatu Both
7.
Waterpass
slang 18.
Wearpak
8.
Waterpass
batang 19. Kaos
tangan
9.
Unting
– unting 20.
Patok
10.
Pensil
bangunan
B.
Langkah
kerja
Pekerjaan
persiapan
1.
Persiapan
2.
Memakai
wearpark, dan alat – alat keselamatan kerja lainnya.
3.
Membuat
daftar rincian bahan – bahan yang akan dipakai
4.
Membuat
daftar bahan yang akan digunakan
5.
Meminjam
alat kepada tool man
6.
Menentukan
lokasi yang akan digunakan untuk pemasangan
7.
Membersihkan
daerah yang akan digunakan
8.
Mengambil
bahan
Penentuan
penempatan patok
a.
Survei
lokasi lapangan yang akan digunakan
b.
Menyiapkan
bahan yang akan digunakan
c.
Memasang
patok pertama dan kedua dengan jarak sesuai kebutuhan ataupun sesuai dengan
gambar kerja
d.
Memasang
benang dari patok satu sampai patok dua
e.
Memasang
patok ketiga dn keempat dengan jarak yang telah ditentukan
f.
Memasang
benang dari patok ketiga sampai keempat sehingga akhirnya sampai membentuk
persilangan yang menyiku
g.
Ketika
selesai pemasangan patok dan benang, memeriksa kembali kesikuanya dengan
menggunakan siku rangka
h.
Menentukan
bagian manakah yang akan disikukan.
Kegiatan
pembuatan adukan dan persiapan penggunaan bata.
a.
Menentukan
berapakah campuran adukan yang akan digunakan
b.
Mencampurkan
semen dan pasir, aduklah
hingga rata
c.
Membuat
semacam kolaman pada campuran adukan dan semen tadi
d.
Masukan
air pada kolaman tersebut aduk – aduklah sehingga adukan tersebut terasa/
kelihatan sudah pulen
e.
Membasahi
bata dengan menggunakan air agar pasangan bata tidak cepat kering.
Kegiatan
pemasangan bata
a.
Memasang
bata pada jalur pertama untuk lapis pertama sesuai acuan benang yang telah
direntangkan dari patok ke patok dengan gambar kerja.
b.
Memasang
bata pada jalur kedua sesuaai dengan jumlah yang ditentukan dalam gambar kerja
sampai bertemu di suatu titik sehingga terbentuk pasangan bata siku dan tidak
lupa menggunakan bata 1/3 pada bagian tengah tiap lapis.
c.
Memeriksa
kedataran setiap bata ke bata dengan memakai waterpass batang.
d.
Memeriksa
kebersihan dan kerapihan spesi baik itu spesi tegak maupun spesi yang mendatar.
e.
Memeriksa
kesikuan jalur pertama dengan jalur kedua dengan menggunakan siku – siku.
f.
Selanjutnya
melakukan pemasangan bata lapis kedua sesuai dengan langkah – langkah diatas.
g.
Mengukur
kembali ketegakan pasangan dengan menggunakan waterpass batang.
h.
Melakukan
pekerjaannya sampai lapis terakhir.
i.
Memeriksa
kembali hasil pekerjaan sesuai dengan gambar kerja yang ditetapkan baik itu
ketegakan, kerapian siar, kedataran dan kebersihan area sekitar lokasi
pekerjaan.
j.
Melaporkan
kepada instruktur setelah pekerjaan selesai.
k.
Mengukur
hasil pekerjaan bersama dengan instruktur.
l.
Membongkar
kembali hasil pekerjaan dan menyimpan kembali bahan.
m.
Membersihkan
kembali lokasi yang telah diselesaikan.
n.
Merapihkan
alat yang telah digunakan.
o.
Membersihkan
alat sebelum dikembalikan kepada tool man.
p.
Mengembalikan
alat kepada tool man dan masuk kembali kedalam kelas.
q.
Berdoa
dan bersyukur kepada Alloh karena pekerjaan telah selesai
2.8 PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK LANTAI
A.
Peralatan
dan bahan
11.
Martil
dan Palu 11.
Sikup
12.
Meteran 12.
Sendok tembok
13.
Roda
dorong 13.
Ember
14.
Siku 14.
Pasir
15.
Benang 15.
Kapur + air
16.
Cangkul 16.
Sepatu Both
17.
Waterpass
slang 18.
Wearpak
18.
Waterpass
batang 19. Kaos
tangan
19.
Unting
– unting 20.
Patok
20.
Pensil
bangunan
B.
Langkah
kerja
Pekerjaan
persiapan
1.
Persiapan
2.
Memakai
wearpark, dan alat –alat kerja lainnya.
3.
Membuat
daftar rincian bahan – bahan yang akan dipakai.
4.
Membuat
daftar bahan yang akan digunakan.
5.
Meminjam
alat kepada tool man.
6.
Menentukan
lokasi yang akan digunakan untuk pemasangan.
7.
Membersihkan
daerah yang akan digunakan.
8.
Mengambil
bahan.
Pekerjaan
pembuatan set out
Survei
lokasi lapangannn yang akan digunakan
a.
Menyiapkan
bahan yang akan digunakan
b.
Memasang
paku pertama dan kedua dengan jarak sesuai kebutuhan ataupun sesuai dengan
gambar kerja.
c.
Memasang
benang dari paku satu sampai paku kedua.
d.
Memasang
paku ketiga dan keempat dengan jarak yang telah ditentukan.
e.
Memasang
benang dari paku ketiga sampai keempat sehingga akhirnya menyiku.
f.
Ketika
selesai pemasangan set out memeriksa kembali kesikuanya dengan menggunakan siku
rangka.
g.
Melakukan
pekerjaan pengukuran kedataran dengan menggunakan waterpass selang.
h.
Melakukan
pekerjaan sampai seluruh set out datar.
Kegiatan
pembuatan adukan dan persiapan penggunaan kramik.
a.
Menentukan
berapakah campuran adukan yang akan digunakan.
b.
Mencampurkan
semen dan pasir, mengaduk hingga rata.
c.
Membuat
semacam kolaman pada campuran adukan dan semen tadi.
d.
Masukan
air pada kolaman tersebut, aduk – aduklah sehingga adukan tersebut
terasa/kelihatan sudah pulen.
e.
Membasahi
kramik dengan menggunakan air agar pasangan keramik tidak cepat kering.
f.
Memilah
– milah keramik yang ukurannya sesuai sehingga saat pemasangan siar tetap
terjaga kelurusannya.
Pekerjaan
pembuatan bahan untuk pengecoran keramik.
a.
Menentukan
berapakah semen yang akan digunakan.
b.
Menentukan
media apakah yang akan digunakan untuk kegiatan pencampuran semen dan air.
c.
Mencampur
semen dengan air.
d.
Mengaduk
– aduk sehingga semen menjadi mencair, seperti air semen.
Kegiatan
pemasangan kramik.
a.
Memasang
adukan pada daerah yang sudah dibuat pasangan set out kemudian mendatarkan
sehingga pada saat dilapisi oleh keramik tidak terdapat rongga/daerah yang
kosong pasang kantal keramik pada adukan kemudian tekan dengan menggunakan palu
karet supaya kuat dan memperhatikan batas set out supaya kedataran tetap
terjaga.
b.
Memasang
keramik kedua dengan cara memasangkan paku sebagai pembatas antara keramik yang
pertama dengan yang kedua kemudian melakukan pekerjaan seperti pemasangan
keramik yang pertama setelah itu ukurlah kedataran dengan menggunakan waterpass
batang.
c.
Melakukan
pekerjaan pemasangan keramik hingga selanjutnya sesuai dengan yang
diinstruksikan hingga selesai.
d.
Memeriksa
kembali hasil pekerjaan sesuai dengan gambar kerja yang ditetapkan baik itu
ketegakan, kerapian siar, kedataran dan kebersihan area sekitar lokasi
pekerjaan.
e.
Mengukur
kedataran seluruh keramik dengan menggunakan waterpass slank.
f.
Melakukan
pekerjaan pengecoran keramik dengan menggunakan semen yang dicampur dengan air.
g.
Melakukan
pekerjaan pengecoran dengan cara mengoleskan adukan coran pada siar – siar
pasangan keramik dengan menggunakan bahan gabus.
h.
Melakukan
pekerjaan pengecoran hingga selesai.
i.
Melaporkan
kepada instruktur setelah pekerjaan selesai.
j.
Mengukur
hasil pekerjaan bersama dengan instruktur.
k.
Membongkar
kembali hasil pekerjaan dan menyimpan kembali bahan.
l.
Membersihkan
kembali lokasi yang telah diselesaikan.
m.
Merapihkan
alat yang telah digunakan.
n.
Membersihkan
alat sebelum di kembalikan kepada tool man.
o.
Mengembalikan
alat kepada tool man dan masuk kembali kedalam kelas.
p.
Berdoa
dan bersyukur kepada alloh karena pekerjaan telah selesai.
2.9 PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK
DINDING
A. Peralatan dan bahan
1. Keramik
2. Semen Kapur
3. Sendok Tembok
4. Ember
5. waterpass batang
6. Selang air
7. Unting-unting
8. Palu Besi
9. palu karet
10. Sarung Tangan
11. Helm Pro
12. Benang
13. Paku Beton
B. Langkah Kerja
Pekerjaan
persiapan
9.
Persiapan
10.
Memakai
wearpark, dan alat – alat keselamatan kerja lainnya.
11.
Membuat
daftar rincian bahan – bahan yang akan dipakai.
12.
Membuat
daftar bahan yang akan digunakan.
13.
Meminjam
alat kepada tool man.
14.
Menentukan
lokasi yang akan digunakan.
15.
Membersihkan
daerah yang akan digunakan.
16.
Mengambil
bahan.
Pekerjaan
pembuatan set out
a.
Menentukan
dinding yang akan digunakan untuk pemasangan keramik dinding.
b.
Menyiapkan
bahan yang akan digunakan.
c.
Memasang
paku pertama dan kedua dengan jarak sesuai kebutuhan ataupun sesuai dengan
gambar kerja.
d.
Memasang
benang dari paku satu sampai paku kedua.
e.
Mengukur
kedataran dengan menggunakanwaterpass slank.
f.
Mengukur
ketegakan set out pasangan keramik lantai dengan menggunakan unting – unting.
g.
Mengikatkan
unting – unting pada paku pertama dan pada paku kedua.
h.
Memasang
paku ketiga dan keempat pada daerah yang terlewati oleh benang unting – unting.
i.
Memasang
benang dari paku ke satu sampai ke tiga kemudian ikatkan.
j.
Ketika
selesai pemasangan set out memeriksa kembali kesikunya dengan menggunakan siku
rangka.
Kegiatan
pembuatan adukan dan persiapan penggunaan kramik
a.
Menentukan
berapakah campuran adukan yang akan digunakan.
b.
Mencampurkan
semen dan pasir, mengaduk hingga rata.
c.
Membuat
semacam kolaman pada campuran adukan dan semen tadi.
d.
Masukan
air pada kolaman tersebut, aduk – aduklah sehingga adukan tersebut
terasa/kelihatan sudah pulen.
e.
Membasahi
kramik dengan menggunakan air agar pasangan kramik tidak cepat kering.,
f.
Memilah
– milah kramik yang ukurannya sesuai sehingga saat pemasangan siar tetap
terjaga kelurusannya.
Pekerjaan
pembuatan bahan untuk pengecoran kramik.
a.
Menentukan
berapakah semen yang akan digunakan.
b.
Menentukan
media apakah yang akan digunakan untuk kegiatan pencampuran semen dan air.
c.
Mencampur
semen dengan air.
d.
Mengaduk
– aduk sehingga semen menjadi mencair, seperti air semen.
Kegiatan
pemasangan keramik.
a.
Memasang
adukan pada daerah yang sudah dibuat pasangan set out kemudian mendatarkan
sehingga pada saat dilapisi oleh kramik tidak terdapat rongga/daerah yang
kosong pasang kantal keramik pada adukan kemudian tekan dengan menggunakan palu
karet supaya kuat dan memperhatikan batas set out supaya kedataran tetap
terjaga.
b.
Memasang
keramik kedua dengan cara mamasangkan paku sebagai pembatas antara keramik yang
pertama dengan yang kedua kemudian melakukan pekerjaan seperti pemasangan
keramik yang pertama setelah itu ukurlah
kedataran dengan menggunakan waterpass batang.
c.
Melakukan
pekerjaan pemasangan keramik hingga selanjutnya sesuai dengan yang
diinstruksikan hingga selesai.
d.
Memeriksa
kembali hasil pekerjaan sesuai dengan gambar kerja yang ditetapkan baik itu
ketegakan, kerapian siar, kedataran dan kebersihan area sekitar lokasi
pekerjaan.
e.
Mengukur
kedataran seluruh keramik dengan menggunakan waterpass slank.
f.
Mengukur
ketegakan seluruh pasangan keramik dengan menggunakan waterpass batang.
g.
Melakukan
pekerjaan pengecoran keramik dengan menggunakan semen yang dicampur dengan air.
h.
Melakukan
pekerjaan pengecoran dengan cara mengoleskan adukan coran pada siar – siar
pasangan keramik dengan menggunakan bahan gabus.
i.
Melakukan
pekerjaan pengecoran hingga selesai.
j.
Melaporkan
kepada instruktur setelah pekerjaan selesai.
k.
Mengukur
hasil pekerjaan bersama dengan instruktur.
l.
Membongkar
kembali hasil pekerjaan dan menyimpan kembali bahan.
m.
Membersihkan
kembali lokasi yang telah diselesaikan.
n.
Merapihkan
alat yang telah digunakan.
o.
Membersihkan
alat sebelum di kembalikan kepada tool man.
p.
Mengembalikan
alat kepada tool man dan masuk kembali kedalam kelas.
q.
Berdoa
dan beersyukur kepada alloh karena pekerjaan telah selesai.
2.10 PEKERJAAN PASANGAN BETON BERTULANG SEDERHANA
A. Peralatan dan Bahan
1.
Gergaji
baja 8.
Ember adukan
2.
Kunci
pembengkok 9. Besi
tulangan d.6, 10mm
3.
Meteran
dan unting – unting 10.kawat
tulangan
4.
Gegep 11.
Papan 2/20 dan kaso 5/7
5.
Palu
kayu 12.
Semen
6.
Pacul 13.
Agregat (pasir&kerikil)
7.
Gergaji
kayu 14.
Paku
B. Langkah kerja
1.
Pekerjaan
pembesian (pembuatan tulangan beton)
·
Buatlah
perencanaan bahan yang dibutuhkan dan gambar kerjanya.
·
Siapkan
peralatan dan bahan yang digunakan.
·
Potong
tulangan sesuai dimensi dan ukuran yang direnncanakan.
·
Lakukan
pembengkokan dan penyetelan tulangan dengan kawat tulangan.
·
Pasang
tulangan yang sudah dirakit sesuai peruntukan, baik untuk tulangan sloof beton,
kolom beton / praktis maupun pada pekerjaan ringbalk.
2.
Pekerjaan
pembuatan bekisting
·
Siapkan
bahan kayu yang digunakan (kayu dan papan dari kaso).
·
Potong
sesuai dengan ukuran beton bertulang yang diinginkan.
·
Pasang
bekisting dengan cara disesuaikan dengan pekerjaan sebelum dan sesudahnya
(pas.dinding) dengan memperhatikan kekuatannya.
3.
Pekerjaan
pengecoran beton
·
Siapkan
adukan beton bertulang dengan perbandingan sesuai yang direncanakan.
·
Lakukan
pengecekan bekisting dan tulangan sebelum pengecoran.
·
Lakukan
pengecoran dengan memperhatikan kepadatan adukan beton beton pada bekisting dan
diupayakan tidak ada rongga kosong.
·
Upayakan
air semen pada beton bertulang tidak keluar dari adukan waktu pengecoran yang
berakibat pada penurunan kualitas beton.
·
Pada
pekerjaan sloof, bekisting bisa dibuka 1 minggu setelah pengecoran dan
dilanjutkan dengan pasangan dinding.
·
Pada
pekerjaan kolom,dilakukan bersamaan dengan pasangan dinding, dimana setiap
dinding 1 m dilakukan pengecoran.
·
Pada
pekerjaan ringbalk,dilakukan setelah pasangan dinding bata selesai.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan ke lapangan dalam
melihat bagaimana dalam prakteknya pekerjaan – pekerjaan bangunan dilaksanakan
maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Pada pekerjaan bangunan dalam prakteknya
banyak terjadi penyimpangan sehingga antara teori dan praktek tidak sejalan.
2. Dalam mengerjakan pekerjaan bangunan
tergantung dari kemampuan dan pengalaman tukang dalam bekerja sehingga hasilnya
pun berbeda – beda.
3. Karena pekerjaan ingin cepat selesai, maka
pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan cara yang asal – asalan, tanpa dilihat
dari nilai kekuatannya, sehingga hasilnya pun kurang baik.
Saran
Menanggapi hasil analisa pekerjaan yang dilakukan
di lapangan maka kami perlu memberikan saran – saran yang bersifat membangun :
1. Untuk menmghasilkan suatu bangunan kokoh
dan indah maka diperlukan bahan – bahan serta tenaga kerja yang ahli di
bidangnya.
2. Perlunya diadakan suatu pelatihan tenaga
kerja dalam bidang konstruksi untuk mencetak tenaga kerja yang benar – benar
memenuhi standar.
3. Perlu adanya suatu pengetahuan agar
pekerjaan tersebut bisa cepat selesai dengan kekuatan yang baik, dengan
mengaplikasikan teori kedalam praktek.
4. kurangnya perhatian kepada pekerja
bangunan dalam keselamatan jiwanya pada saat mereka bekerja.
5. kurangnya masukan teori serta praktek dari
lapangan dengan perkembangan – perkembangan yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar